PLTN Fukushima (Foto: AP)
TOKYO – Pemerintah Jepang menolak tawaran Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang ingin memberikan bantuan teknis untuk mendinginkan batang bahan bakar reaktor nuklir, yang rusak akibat gempa dan tsunami.
Dikutip dari pernyataan seorang pejabat senior di Partai Demokrasi Jepang yang tidak disebutkan namanya di harian Yomiuri Shimbun, Pemerintah AS langsung menawarkan bantuan begitu bencana alam merusak unit Nomor 1 di PLTN Fukushima.
Menurut penuturan pejabat tersebut, bantuan dari Pemerintah AS didasarkan pada pembongkaran reaktor bermasalah yang dikelola oleh Perusahaan Listrik Tokyo (Tepco).
Pemerintah Jepang maupun Tepco berpikir masalah sistem pendingin reaktor dapat mereka selesaikan sendiri. Mereka menolak tawaran bantuan tersebut karena mereka berpikir terlalu dini untuk menerima bantuan tersebut.
Beberapa partai dalam pemerintahan dan pejabat berpendapat bahwa Jepang bisa terhindar dari apa yang saat ini terjadi jika Pemerintahan Perdana Menteri Naoto Kan menerima tawaran tersebut. Demikian dikutip dari AFP, Jumat (18/3/2011).
Pada Kamis 17 Maret, militer Jepang menggunakan truk dan helikopter untuk menyiramkan berton-ton air ke PLTN untuk menurunkan suhu batang bahan bakar reaktor dan mencegah penyebaran radiasi.
Gempa bumi dengan kekuatan 9,0 skala Richter yang menghantam Jepang merupakan gempa terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah Jepang. Gempa tersebut mengguncang pesisir timur wilayah Tohoku, bagian utara ibu kota. Gempa yang terjadi pada Jumat 11 Maret tersebut menyebabkan 15 ribu orang tewas dan masih belum ditemukan.
(rhs)
sumber : international.okezone.com
Dikutip dari pernyataan seorang pejabat senior di Partai Demokrasi Jepang yang tidak disebutkan namanya di harian Yomiuri Shimbun, Pemerintah AS langsung menawarkan bantuan begitu bencana alam merusak unit Nomor 1 di PLTN Fukushima.
Menurut penuturan pejabat tersebut, bantuan dari Pemerintah AS didasarkan pada pembongkaran reaktor bermasalah yang dikelola oleh Perusahaan Listrik Tokyo (Tepco).
Pemerintah Jepang maupun Tepco berpikir masalah sistem pendingin reaktor dapat mereka selesaikan sendiri. Mereka menolak tawaran bantuan tersebut karena mereka berpikir terlalu dini untuk menerima bantuan tersebut.
Beberapa partai dalam pemerintahan dan pejabat berpendapat bahwa Jepang bisa terhindar dari apa yang saat ini terjadi jika Pemerintahan Perdana Menteri Naoto Kan menerima tawaran tersebut. Demikian dikutip dari AFP, Jumat (18/3/2011).
Pada Kamis 17 Maret, militer Jepang menggunakan truk dan helikopter untuk menyiramkan berton-ton air ke PLTN untuk menurunkan suhu batang bahan bakar reaktor dan mencegah penyebaran radiasi.
Gempa bumi dengan kekuatan 9,0 skala Richter yang menghantam Jepang merupakan gempa terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah Jepang. Gempa tersebut mengguncang pesisir timur wilayah Tohoku, bagian utara ibu kota. Gempa yang terjadi pada Jumat 11 Maret tersebut menyebabkan 15 ribu orang tewas dan masih belum ditemukan.
(rhs)
sumber : international.okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar